Latest News

Takbiran dan FPI

Friday, October 3, 2008 , Posted by Catur Ratna Wulandari at 5:56 AM

Kupikir malam takbiran di mana pun akan sama dengan di kampungku. Ternyata tidak. Aku tidak berhenti geleng-geleng kepala kebingungan mendapati suasana malam takbiran di Kota Bandung.

Arak-arakan mobil pick up  terbuka sarat penumpang memenuhi jalanan. Bikin macet. Mereka yang mayoritas masih ABG itu pada jejingkrakan. Teriak-teriak, bawa terompet, nari-nari, banyak juga yang buka baju.

Ini takbiran atau malam tahun baru?

Aku ingat rumah,

Setiap malam takbiran suasana begitu takzim... menunggu fajar Idul Fitri. Ada pawai, tapi pakai baju koko dan nggak bikin macet. Masih ada yang keliling bawa obor. Ya, mungkin karena rumahku terletak di kota kecil. Tidak seramai di sini.

Di kampung halamanku, banyak sekali anggota keluarganya yang merantau ke luar kota. Lebaran menjadi momen untuk pulang kampung, mudik. Kebanyakan sampai di rumah pada malam takbiran atau sehari sesudahnya.

Mana sempat kami berhura-hura di jalanan. Lebih baik berkumpul bersama keluarga yang sudah lama tidak dijumpai. Di kampungku pasti ada kenduri di malam takbiran, syukuran kecil-kecilan merayakan Idul Fitri. Tiap rumah membawa dua bungkus penganan untu kemudian saling ditukarkan. Begitu tradisi kami. Tidak ada acara turun ke jalan. Sedikit sekali yang masih melakukannya.

Aku terhenyak dengan suara klakson yang membahana,

Masih tidak percaya, ini takbiran atau tahun baru?

Aku menatap ke depan. Sebuah sepeda motor matic berpenumpang tiga laki-laki yang kutaksir baru berusia 13 tahun itu berjalan tidak karuan. Penumpang paling belakang membawa botol minuman keras. Oohhh!!!! Apa-apan ini?

Ternyata mereka bukan satu-satunya yang sedang mabuk. Di bak-bak terbuka yang mengangkut mereka yang katanya sedang takbir keliling itu juga sedang mabuk.

Pemabuk itu meneriakkan nama Tuhanku.

Kurang ajar! Mereka pikir ini yang diinginkan Tuhan?

Puasaku belum sempurna, tapi pun tak rela kalo Ramadhan dihabisi dengan cara seperti ini. Mereka meneriakkan nama Tuhanku dengan berjingkrak-jingkrak di jalanan tanpa pakaian.

Aku malu...

Tiba-tiba aku ingat FPI! yang katanya Front Pembela Islam! Mana mereka? Dimana mereka malam itu? yang pada hari-hari sbeelumnya selalu sibuk membasmi tempat-tempat hiburan yang tetap beroperasi, yang selalu sibuk mengurusi jalan hidup orang lain, yang tidak segan-segan menyakiti orang lain yang tak sepaham. 

Dimana mereka malam itu?

Seharusnya mereka turun ke jalan dan memukuli mereka satu persatu yang sudah melecehak Tuhannya. Seharusnya mereka marah karena Idul Fitrinya disambut dengan cara seperti ini.

Aaaahhhh...

Tengah malam berlalu, mereka masih sibuk di jalanan.

Apa mereka bisa bangun pagi dan menjalankan Shalat Id? Ah belum tentu juga mereka ingin shalat Id...

Tiba-tiba ada yang berdesir...

Aku ingin pulang...

 

I

Currently have 2 komentar:

  1. Puput says:

    Eeleuh parah pisan euy. Di Balikpapan dong takbirannya Islami. Karaoke, night club n hotel melati mulai buka lagi hihihi.


  1. informasi sangat membantu sekali,mudah - mudahan artikel ini bermanfaat untuk semuanya.
    trimakasih atas kunjungannya .

Leave a Reply

Post a Comment